Usaha Kecil Yang Menjanjikan Produksi Toples Cheese Cake

Usaha kecil yang menjanjikanIde bisnis kuliner dengan konsep sajian mudah dibawa atau dalam bahasa “keren” kerap kita kenal dengan takeaway memang belakangan menjadi marak. Dari konsep minuman kopi takeaway dalam cup, agar-agar kemasan, cake red velvet dan rainbow cake dalam topless, yoghurt dan kini muncul pasar makanan kemasan lain yang tidak kalah menarik sebagai ide usaha kecil yang menjanjikan berupa produk cheese cake dalam toples

Topless memang dianggap cara pengemasan makanan modern yang menarik. Ada kesan vintage dalam pengemasan karena topless kaca sudah dikenal sejak masa nenek kakek kita sebagai wadah makanan. Tetapi di sisi lain, ada kesan lebih higienis, food grade dan tahan lama yang sehingga dianggap malah lebih aman dan sehat dari teknik pengemasan makanan lain yang ada.

Dan konsep inilah yang diadopsi oleh seorang ibu muda bernama Selly dalam membangun usaha kecil yang menjanjikan bertajuk Treat. Inc.

Selly dan sahabatnya Amelia adalah pecinta kuliner manis, tidak hanya hobi makan manis tetapi juga hobi masak makanan manis termasuk pula sajian cheese cake. Tetapi kebanyakan orang menjual cheese cake dalam bentuk kue potong yang dikemas dalam kardus konvensional.

Untuk diketahui cheese cake termasuk jenis cake lunak dengan cream yang berlimpah. Cream ini membuat kerap kali penikmat cheese cake mengeluh kue menjadi benyek dan tidak nyaman dikonsumsi bila dikemas dalam kardus.

Padahal sebenarnya cheese cake ini banyak digemari bukan hanya karena rasa manis dan asamnya yang khas, tetapi juga karena biasanya cake ini dihias dalam tatanan cantik yang memikat. Percuma saja kalau akhirnya hanya akan rusak karena pengemasan yang buruk.

Sebagai penggila cheese cake keduanya hafal betul mengenai keluhan ini dan berpikir menjajal usaha kecil yang menjanjikan cheese cake dalam kemasan stoples. Idenya menyajian cheese cake yang tetap bertahan cantik, bebas benyek dan bebas lengket.

Cara pengemasan ini juga dianggap akan membantu cheese cake ini lebih mudah tahan lama, mudah untuk dijual jarak jauh, dikirim dengan jasa layanan antar, disimpan dalam lemari pendingin tanpa harus khawatir merusak tampilan dan rasa.

Setelah kedua sahabat ini melakukan uji coba berbagai rasa, diputuskan produk cheese cake ini dijual dengan 8 macam varian rasa yakni Chocochips, Oreo, Blueberry, Raspberry, Greentea, Ovomaltime, m&m dan Original.

Dan sebagaimana cara peyajian cheese cake pada umumnya, cheese cake karya Selly ini tetap dihias cantik dalam tatanan bersusun yang khas di dalam toples kaca sehingga kecantikan lapisan dan hiasan dari cheese cake akan terlihat jelas dari luar.Cheese cake ini dijual dengan harga kisaran 25 ribu sampai 30 ribuan pertoples tergantung isi dan ukuran.

Sedang untuk pemasaran, Treat. Inc lebih fokus pada penjualan online via instagram @treat_inc dan melayani pemesanan putaran Jawa dan Bali. Meski bebas bahan pengawet, keduanya yakin cheese cake mereka sanggup bertahan 5 hari tanpa disimpan dalam lemari pendingin karena pengemasan yang higienis. Tak heran kalau saat ini keduanya mampu membukukan omset sekitar 13 juta tiap bulan.

Kisah serupa kami temukan di kota Kebumen. Di sini kami menemukan sebuah café kecil bertajuk Dotlines yang secara khusus menjual sajian desert ice cream, yoghurt dan cheese cake. Khusus untuk cheese cake kemasan ini, Ny Rumiati memulai dengan modal awal kecil sekitar 4,5 jutaan saja. Termasuk untuk menambah lemari pendingin dan membeli bahan baku serta kemasan.

Menyadari banyak konsumen lokal yang ingin turut menjajal penganan manis yang mudah ditemukan di kota besar, maka ide usaha kecil yang menjanjikan ini mereka adopsi di kota kecil mereka.

Tentu saja persaingan relatif rendah namun daya beli dan akses bahan baku juga terbatas. Ini sebabnya untuk hanya menyediakan 5 rasa, brownies oreo, kiwi, Strawberry, greentea dan banana coconut roast.

Dijual dalam ukuran kecil seharga 9 ribu, ukuran sedang seharga 15 ribu dan ukuran besar senilai 25 ribu, membuat produknya lebih menarik bagi pasar lokal yang khas. Beberapa konsumen datang sekedar ingin mencicipi karena asing dengan penganan cheese cake, ide toples kecil membuat pasar ini dimudahkan mencicipi cheese cake dalam porsi kecil.

Pemasaran dari produk cheese cake kemasan ini juga masih banyak secara offline seperti dengan membuka booth di akhir pekan pada beberapa lokasi strategis seperti pada alun-alun kota. Namun pusat penjualan masih dipusatkan di café mereka.

Meski penjualan masih terbatas, namun dalam satu bulan pemiliknya, Ny Rumiati mengaku bisa menjual sampai 150 wadah toples dengan omset dari cheese cake mencapai angka 2 jutaan tiap bulan. Bagaimana ide usaha kecil yang menjanjikan ini? Tertarik ikutan menjajalnya di kota Anda?