Budidaya jabon sebenarnya bukan leading usaha kayu industry baru, hanya saja namanya baru belakangan populer setelah jati dan sengon. Dulunya jabon banyak dibudidayakan secara terbatas oleh perhutani sekedar sebagai upaya rehabilitasi hutan sembari sebagai suplai industry pulp. Karena kertas dengan bahan kayu jabon jauh lebih baik dari kertas dari sengon atau albasiah. Namun dalam perkembangannya kini investasi jabon juga berkembang menjadi satu usaha agro yang menjanjikan.
Menjalankan budidaya jabon memang diyakini memiliki lebih banyak keunggulan dari budidaya kayu keras lain. Ada beberapa keunggulan jabon dari tanaman kayu keras lain yang membuatnya kini semakin naik daun dalam agrobisnis. Tanaman ini cenderung tumbuh cepat, sama cepatnya dengan sengon, namun memiliki kualitas kayu kelas dua yang artinya di atas kualitas kayu sengon.
Pohon jabon juga terbilang tahan banting, dan tidak rentan hama seperti halnya pohon sengon. Menariknya tanaman satu ini terblang tidak manja, mereka bisa tumbuh dengan baik dilahan yang tidak terlalu subur termasuk pula lahan dengan perawatan seadanya. Tingkat kegagalan panen juga terbilang rendah jauh di bawah sengon yang bisa mencapai kegagalan 30 %, perkebunan jabon bisa mencapai keberhasian di atas 80%.
Malah tanaman ini mampu meranggaskan dahannya ketika tumbuh semakin tinggi. Tanaman dewasanya hanya memiliki daun di puncak pohon sehingga asupan nutrisi yang masuk optimal menjadi batang dan menyebabkan tanaman ini cepat tumbuh besar tanpa repot Anda lakukan pemangkasan. Pertumbuhannya mencapai 10 cm pertahun, dan di usia 6 tahun ukuran diameter pohon sudah mencapai 50 cm dengan ketinggian mencapai setidakny 17 m.
Yang tidak kalah menarik lagi dari satu bibit yang sama jabon bisa Anda panen dua kali. Panen kedua biasanya dapat Anda lakukan 7 tahun setelah panen pertama. Ini karena bonggol dasar dan akar dari jabon yang tertinggal di tanah akan tumbuh menjadi pohon kembali dan tumbuh besar sempurna setelah 7 tahun. Malah beberapa kali diakui proses ini bisa berulang lagi pada panen ketiga.
Dan bicara soal pasar, permintaan kayu jabon terbilang sangat tinggi, malah diatas permintaan kayu jati dan sengon. Pasar jabon cukup besar terutama untuk industry plywood dan pulp. Perkembangan pasar plywood dan kertas lokal Indonesia di pasar global turut berperan meningkatkan permintaan terhadap kayu jabon budidaya. Pasalnya kini tidak banyak lagi kayu jabon di hutan alami Indonesia efek penebangan liar untuk suplai kertas di tahun 80an.
Kayu jabon juga banyak dicari sebagai kayu peti kemas dan banyak pula dicari sebagai bahan furniture kualitas menengah. Jabon memang bukan jenis kayu yang tahan lama dan keras seperti halnya kayu meranti, jati atau kayu Kalimantan. Tetapi cukup baik untuk kebutuhan furniture dengan usia pemakaian pendek dengan kualitas di atas sengon.
Permintaan tinggi ini menggiring kayu jabon menjadi salah satu inevstasi terbaik. Investasi jabon hanya berupa sewa lahan, bibit hingga penanaman dan perawatan yang akan memakan biaya sebanyak 85 jutaan selama 6 tahun untuk kisaran 200 bibit. Namun Anda akan mendapatkan hasil besar dengan harga permeter kubiknya mencapai 850 juta atau sekitar 16 jutaan perpohon, bila Anda berhasil memanen 180 batang pohon maka untung Anda sebesar 2,5 milyaran. Dan ini baru angka dari panen pertama perkebunan Anda. Bukankah investasi jabon sangat menggiurkan?
Anda lihat sendiri dengan begitu banyak kelebihan dari investasi jabon, tak heran jika kini jabon demikian populer. Jabon adalah sebuah media investasi baru yang tak kalahmenjanjikan, bahkan bisa jadi lebih baik dari komoditas jati.
Baca juga: Bisnis online yang menguntungkan
Dengan penerapan pelarangan penebangan hutan sembarangan, maka sudah pasti permintaan kayu keras termasuk jabon di tahun mendatang akan tetap terus meningkat. Ditambah perkembangan pasar plywood dan kertas Indonesia yang semakin mendunia. Anda bisa lihat bagaimana potensi investasi jaob di masa masa mendatang. Dan tentu saja tidak ada yang lebih baik dari turut ambil bagian dalam meraup untung besar dengan investasi jabon ini bukan? Ladang emas anyar dari ranah agrobisnis. -Tim Siap Bisnis-