Sukses Usia Muda Dengan Usaha Salon Kecantikan, Dengan Omset Ratusan Juta

Sukses Usia Muda Dengan Usaha Salon Kecantikan, Dengan Omset Ratusan Juta
Sukses Usia Muda Dengan Usaha Salon Kecantikan, Dengan Omset Ratusan Juta

Menjadi salah satu pemain besar usaha salon kecantikan Surabaya di usia 25 tahun mungin terdengar sulit dipercaya, kecuali Anda melihat sendiri atau mengikuti kisah sukses wanita muda bernama Ristya Stefanie. Wanita yang tidak pernah mengenyam pendidikan khusus kecantikan dan make up ini adalah salah satu pelaku usaha salon kecantikan yang memiliki reputasi tinggi.

Bagaimana tidak, usaha salon kecantikan yang dia fokuskan pada make up wedding and event ini sudah dia rintis sejak usianya sangat belia. Malah Ristya sudah memulai bisnis kecantikan di usia 13 tahun. Sebuah usia yang terbilang sangat muda untuk memulai bisnis.

Ketika itu, dengan bermodal make up milik ibunya, Ristya menerima pesanan make up teman-teman sekolahnya untuk sebuah event di sekolah. Setiap orang Ristya kenakan biaya 15 ribu jadi pada hari itu, Ristya menerima hasil 60 ribu karena melayani 4 rekan sekolahnya.

Dari uang itupun Ristya tidak gunakan untuk jajan, melainkan untuk membeli sendiri alat make up. Dan usaha iseng-isengnya ini masih berlanjut bahkan sampai Ristya duduk di bangku kuliah. Hobi dan minat Ristya pada dunia kecantikan dan make up memang sangat mendalam sehingga bagi Ristya apa yang dikerjakannya sama sekali bukan bekerja melainkan hanya menyalurkan minat dan hobi saja.

Termasuk ketika wanita muda ini dengan penuh minat selalu mengupdate pengetahuannya soal make up dan trend dandanan dari berbagai majalah lokal dan internasional. Informasi dari majalah ini dia serap dan coba dia terjemahkan dalam dandanan yang dia buat untuk kliennya. Itu sebabnya banyak dari klien Ristya adalah anak muda.

Pada usia 19 tahun, tepatnya di tahun 2005, dengan modal seadanya Ristya nekad membangun sebuah usaha salon kecantikan di Surabaya. Sebagai mahasiswa salah satu Universitas swasta di Surabaya, jaringan yang dia miliki sebagai mahasiswa sangat membantunya menjual jasa yang dia miliki. Salon kecantikannya awalnya kerap dibanjiri rekan kampusnya yang hendak wisuda.

Bukan perkara mudah memang benar-benar memasuki ranah usaha wedding. Pasalnya Ristya memiliki kemampuan rias sepenuhnya tanpa pendidikan resmi, alias 100% otodidak. Tidak banyak orang yang menaruh kepercayaan dengan mudah pada Ristya hanya karena hal tersebut.

Itu sebabnya Ristya membuka pasar dari komunitas yang lebih mudah disentuhnya dulu, termasuk pasar rekan-rekan kampusnya sendiri. Ketika mereka terpuaskan dengan hasil make up Ristya, tentu akan besar harapan mereka akan membuka jalan lebih lebar bagi Ristya memasuki pasar make wedding. Malah banyak klien Ristya yang tadinya adalah klien wisuda, ketika mereka merencanakan pernikahan mereka teringat akan hasil riasan Ristya yang sangat baik dan kembali mencari Ristya.

Diskriminasi adalah satu keluhan terbesar yang dihadapi Ristya dalam mengembangkan usaha salon kecantikan. Malah Ristya kerap merasa di anak tirikan ketika mengikuti kontes penata rias hanya karena Ristya tidak berbekal ijasah. Walau demikian, Ristya bisa pula menoreh sukses dan sempat menjuarai sebuah kompetisi rias di kota Surabaya.

Diskriminasi ini juga terjadi ketika Ristya berhadapan dengan klien. Tak jarang muncul keraguan di kalangan konsumen begitu mereka mengetahui usia dan latar belakang pendidikan yang dimiliki wanita muda ini. Mereka kebanyakan meragukan profesionalitas yang Ristya miliki.

Memang Ristya akui denga usianya yang masih sangat muda, Ristya memang masih minim pengalaman. Masih perlu banyak jam terbang untuk memperkaya pengalamannya dalam melayani konsumen. Tetapi Ristya sejak awal sudah berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik kepada kliennya. Jadi meski di usia muda, Ristya justru selalu mendapatkan sambutan positif dari kliennya. Malah tak jarang kliennya yang terus menerus menggunakan jasanya secar berulang, meski di awal mereka sempat ragu.

Kunci Ristya adalah terus berusaha, dia selalu rajin ikut berbagai pameran wedding di kota Surabaya dan aktif dalam berbagai acara lain yang memberikanya ruang untuk berpromosi. Salah satunya menjadi pembicara berbagai acara gathering dengan tema kecantikan dan penataan rias. Menjadi pembicara membuka pandangan banyak orang mengenai bagaimana sebenarnya kemampuan dan keprofesionalan seorang Ristya..

Baca juga : Sukses bisnis furniture jati

Dan kini, nama Ristya bukan lagi nama penata rias yang bisa diragukan lagi. Wajahnya sudah malang melintang dalam industry tatanan rias Surabaya. Dengan jasa yang dinilai seharga minimal 15 juta untuk riasan pengantin lengkap, Ristya kini mampu mengeruk omset puluhan sampai ratusan juta tiap bulannya. Ristya sampai enggan mencari karier lain sejalan dengan kesarjanaannya karena sudah asyik dengan usaha salon kecantikan nya.-Tim Siap Bisnis-