Social Entrepreneur – Kesehatan merupakan tanggung jawab dari setiap individu dan masyarakat baik sebagai penerima layanan kesehatan maupun sebagai penyedia layanan kesehatan publik dan swasta.
Namun sayangnya upaya yang diatur dan dilakukan oleh pemerintah dan juga dari sektor swasta dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat tidak akan berdampak signifikan jika tanpa disertai dengan kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka.
Oleh karena itu, peran aktif individu dan masyarakat nantinya juga akan menentukan keberhasilan dari upaya pelayanan kesehatan. Hanya saja, peran aktif individu dan juga masyarakat tentunya tidak dapat dipisahkan dari upaya petugas kesehatan atau profesional dalam bidang kesehatan untuk membangun kesadaran dan pengetahuan kesehatan agar dapat meningkatkan status kesehatan mereka sendiri.
Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka yang memiliki pengetahuan medis agar dapat berperan sebagai solusi dengan upaya optimal yang harus dilakukan dalam mengorganisir komunitas.
Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat, yang prinsipnya yaitu untuk mengumpulkan potensi atau sumber daya publik dari masyarakat itu sendiri demi upaya kesehatan, seperti aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi, dan untuk dapat mengelola keuangannya .
Berangkat dari keadaan tersebut, GCI telah menetapkan apa yang disebut dengan Klinik Asuransi Sampah atau Garbage Clinic Insurance (GCI) yang mana sejak awal GCI bertujuan untuk mencoba membangun sebuah sistem pendanaan kesehatan mikro yang efektif dan efisien yang dijalankan dengan upaya minimum, namun dapat menghasilkan hasil yang optimal dan lagi berkelanjutan.
Terhitung ada 4 upaya pelayanan yang diberikan oleh GCI yakni yang pertama adalah GCI mempromosikan kewirausahaan sosial, yang merupakan upaya untuk mengejar solusi inovatif untuk masalah sosial.
Seluruh keuntungan dari program ini digunakan untuk membiayai sebuah klinik dan program kesehatan bagi penduduk di Kabupaten Lowokwaru, Kota Malang, Indonesia. Upaya ini membuahkan hasil yang kedua sehingga kini sudah terdapat dua buah klinik di Indonesia.
Upaya yang kedua yang diupayakan oleh GCI adalah program ini menggunakan sampah sebagai sumber simpanan keuangan atau dalam hal ini berbentuk asuransi bagi anggota. Di wilayah Indonesia, umumnya penduduk harus membayar uang sebesar Rp 5.000 untuk membuang sampah mereka.
GCI melihat hal ini dan menjadikannya peluang dengan menawarkan penduduk kesempatan untuk membawa dan mengumpulkan sampah mereka ke klinik.
Dari upaya yang dilakukan tersebut, warga yang telah berpartisipasi dan ikut didalamnya mendspatkan senuah imbalan yang mana sebagai imbalannya mereka akan menerima berbagai perawatan gratis dari ahli medis, konseling di klinik, dan juga program kesehatan yang bersifat promotif, preventif, dan rehabilitatif. Dengan demikian upaya dalam menyehatkan masyarakat serta lingkungan berjalan bersamaan.
Upaya yang ketiga yang diberikan sebagai layanan dari GCI adalah dengan menerapkan sistem perawatan kesehatan yang bersifat holistik. Memandang keadaan saat ini dimana umumnya pelayanan klinik standar hanya cenderung lebih memusatkan upaya untuk merawat orang sakit.
Hal ini berbeda dengan GCI yang sementara menerapkan sistem kesehatan holistik yakni dengan meningkatkan perawatan kesehatan (promosi), mencegah penyakit (preventif), merawat orang sakit (kuratif), serta merehabilitasi orang setelah sakit ( rehabilitatif).
Upaya yang keempat yang diupayakaj oleh GCI adalah upaya untuk memanfaatkan peluang karena telah memiliki akses yang luas. Sistem asuransi dengan memanfsatkan limbah sampah ini memberikan sistem asuransi GCI akses yang luas kepada masyarakat karena pada dasarnya hampir setiap hari setiap rumah tangga menghasilkan sampah yang tidak digunakan. Oleh karena itulah semua warga negara memiliki peluang untuk dapat bergabung dengan program GCI.
Sedangkan dalam pengembangan finansial untuk menopang kebutuhan para anggota adalah dengan adanya program asuransi kesehatan yang menggunakan sampah sebagai program jaminan keuangan. Dengan program ini, warga cukup memberikan sampah yang cukup ke klinik.
Hal ini dilakukam etiap akhir pekan dengan warga membawa sampah organik dan non-organik ke tempat pengumpulan di dekat klinik untuk langsung diproses dan dijual. Sementara ini, pengumpulan sampah tersebut dimanfaatkan untuk hasil pengolahan limbah pupuk, GCI bekerja sama dengan sistem pivot salesman pupuk. Sementara sampah non-organik langsung dijual untuk mengumpulkan sampah.
Setiap program GCI dibangun berdasarkan harapan untuk memiliki implikasi besar yang mana harus memiliki kekuatan keberlanjutan yang dapat terus dikembangkan. Lalu untuk membangun keberlanjutan tersebut, GCI perlu menyiapkan sumber daya kesehatan, yang mana dalam hal ini terutama sumber daya manusia, dana, dan organisasi komunal yang aktif. Jawaban dari kebutuhan itu terjawab dalam apa yang diupayakan melalui asuransi sampah atau garbage insurance.
Dari segala upaya yang telah dilakukan, GCI menjadikannya sebagai komunitas dengan memiliki banyak anggota yang dapat mengakses layanan kesehatan klinik dan promosi kesehatan hanya dengan menyerahkan klinik sampah mereka ke klinik.
Untuk mempermudah keanggotaannnya, GCI membuat serta membagikan kartu bagi mereka yang membutuhkan fasilitas klinik secara gratis. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang dapat mendapatkan layanan serta fasilitas tanpa menjadi anggota sekalipun.
Sebagai upaya pengembangan layanan kesehatan yang diberikan oleh GCI, kini para aktifis kesehatan dapat menggandakan kliniknya di tempat lain untuk meningkatkan dan menyebarkan manfaatnya di zona yang lebih luas. Dokter yang aktif dalam kegiatam GCI tersebut akan memberikan serta menjalankan programnya pada hari Senin, Rabu, dan Kamis pada pukul 6 pagi hingga 9 pagi.
Tak hanya berusaha melangkah di bawah bidang layanan kesehatan dalam hal kuratif dan rehabilitatif saja, GCI juga merasa bahwa melakukan langkah preventif juga penting untuk dilakukan untuk mencegah dan juga memberi pendidikan mengenai suatu penyakit tertentu.
Hak tersebut dilakukan melalui upaya pelayanan kesehatan melalui bidang pendidikan serta promosi kesehatan kreatif yang menyasar segmentasi tertentu yang sesuai dengan pembahasan tindakan preventif tersebut.
Misalnya, GIC melakukan promosi kesehatan tentang penyakit katarak untuk orang lanjut usia, penjelasan mengenai kehamilan, persalinan, dan pentingnya menyusui untuk ibu hamil dan menyusui.
Tak hanya itu saja, kegiatan lainnya yang juga menjadi kegiatan berkelanjutan adalah seperti kesehatan reproduksi untuk remaja, bagaimana gaya hidup bersih dan sehat untuk anak-anak TK, dan banyak lagi.
Sebagai bentuk tindakan preventif lainnya yang juga sebagai upaya holistik dalam layanan kesehatan, GIC membuat dan mendistribusikan buku tentang kesehatan dan juga secara aktif mengadakan layanan konsultasi gizi.
Sebagai contoh dalam program rehabilitasi tersebut, staf GIC akan melakukan kunjungan rumah untuk pasien dengan penyakit kronis. Tujuannya tentu saja agar dapat memantau penyakit kronis tersebut dengan dukungan studi laboratorium.
Sebagai perencanaan jangka panjang, GCI juga mengembangkan untuk layanan kesehatan dan juga bahkan layanan untuk pengobatan jarak jauh termasuk juga untuk menyediakan konseling kesehatan bagi individu melalui telepon secara gratis. Semua program ini dibayar dengan sampah dari masyarakat dengan sistem yang telah diatur agar layanan kesehatan dapat terus berlangsung secara gratis.