Social Entrepreneur – Bagi anda yang belum mengenal apa itu Garbage Clinic Insurance, maka ini adalah sebuah kesempatan yang baik untuk anda. Garbage Clinic Insurance atau yang dikenal dengan singkatan GCI adalah sebuah klinik yang memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat. Masyarakat tersebut ada yang terdaftar sebagai member tetap namun juga ada yang tidak memiliki keanggotaan.
Hingga saat ini sudah ada beberapa klinik yang melayani masyarakat yang mana basis dari klinik tersebut berada di Malang, Jawa Timur. Salah satu dari klinik yang menjadi cabang berada di Bumiayu, Jawa Tengah. Ide cemerlang pendirian Garbage Clinic Insurance ini dimulai semenjak tahun 2010 oleh seorang dokter muda bernama Gamal Abinsaid.
Sebelum tergerak untuk membuat proposal tentang GCI tersebut, awalnya Gamal mendengar sebuah berita tentang kematian seorang anak diatas tumpukan sampah. Anak itu baru berumur 3 tahun dan bernama Khairunnisa.
Pemuda kelahiran Malang, 8 September 1989 ini kemudian tersentak ketika informasi berkembang bahwa Nisa hanya mendapatkan pengobatan sederhana karena minimnya biaya. Kisah tragis Khairunnisa tersebut menjadi kesan bagi Gamal untuk membangun Garbage Clinic Insurance.
Ide untuk membantu mereka yang membutuhkan fasilitas pengobatan gratis itu sebenarnya juga berasal dari ide salah satu dosennya ketika salah satu dosennya di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yakni Ibu Rita Rosita bahwa beliau berkeinginan untuk membuat asuransi dengan premi 1000 rupiah.
Hanya saja Gamal kemudian mengubah ide tersebut dengan mengganti sistem preminya bukan berupa uang melainkan dengan sampah.
Kreatifitas dan upaya Gamal dalam menelurkan idenya ini sebenarnya tidak datang begitu saja. dalam kisahnya, Gamal menceritakan bahwa dirinya merupakan seorang pekerja keras yang mana hal tersebut dipupuk semenjak kecil untuk berwirausaha seperti kedua orang tuanya.
Gamal sendiri juga adalah seseorang yang cerdas semenjak masa sekolah. Hanya saja kebiasaannya untuk terus berada di tingkat teratas ranking sempat terganggu akibat sakit-sakitan.
Dari kejadian sakit-sakitan itulah Gamal mendapatkan nilai yang menurun bahkan rangkingnya sendiri menurun ke posisi 40an. Sejak saat itulah Gamal berkeinginan dan bercita-cia untuk menjadi seorang dokter yang berkeinginan pula untuk membantu orang sakit.
Maka tidak heran jika pada akhirnya impian kecilnya kemudian menjadi kenyataan di usia dewasanya. Setelah lulus SMA, Gamal kemudian mendapatkan kesempatan utnuk belajar di fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Upayanya yang pertama pun tidak lancar, saat itu proyek Gamal bersama dengan 5 orang kawannya kandas hanya dalam waktu 6 bulan. saat itu mereka mengaku bahwa pengalaman yang minim yang menjadi kendala.
Alhasil Gamal meminta bimbingan kepada dosennya, Ibu Rita, serta dosen lainnya, Pak Arief Alamsyah. Dari kedua sosok tersebut pada akhirnya GCI kembali bangkit di tahun 2012 dimana Ibu Rita Rosita serta Bapak Arief Alamsyah turut membantu sebagai ketua yayasan.
Saat ini Garbage Clinic Insurance dikelol oleh Yyasan Indonesia Medika yang merupakan sebuah bisnis sosial yang menampung lebih dari 50 orang dengan berbagai disiplin ilmu untuk terus mengembangkan GCI seperti melakukan replikanya di daerah daerah lainnya.
Rata-rata mereka yang aktif dalam yayasan ini merupakan mereka yang masih berusia sangat muda yakni sekitar umur dibawah 25 tahun.
Gamal sendiri mencanangkan bahwa pengembangan GCI ke depannya akan menggaris bawahi lima poin berikut yakni:
- Garbace Clinic Insurance dapat menjadi role model bagi usaha sosial lainnya
- Replikasi masif di banyak tempat di seluruh Indonesia hingga target ratusan
- Pengembangan modifikasi program untuk layanan pendiikan, riset dan juga pelatihan
- Memperkenalkan asuransi sampah hingga ke elebel internasional. Salah satu upayanya adalah pengembangan GCI di Bangladesh
- Sustainable Development yang berarti pembukaan cabang baru atau replikasi secara pasti memiliki sifat keberlanjutan atau jangkap panjang baik di dalam sisi finansial maupun juga manajemen
Melalui GCI atau Klinik Asuransi Sampah tersebut, Gamal berhasil mengubah persepsi bahwa fasilitas kesehatan menjadi sesuatu yang mahal atau bahkan mewah. Sistem dari GCI tersebut memungkinkan anggota dari KAS yang terus bertambah anggotanya untuk terus mendapatkan pelayanan kesehatan.
Caranya pun cukup mudah akni dalam satu minggi, setiap anggota hanya perlu mengumpulkan sampah baik organik maupun anorganik pada tempat yang telah ditentukan.
Sampah yang dikumpulkan tersebut nantinya akan dinilai sebesar 10 ribu rupiah yang kemudian menjadi premi asuransi bagi anggota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Lalu bagaimana dengan sampah yang terkumpul pada GCI atau KAS tersebut?
Pihak penyelenggara kemudian memilah sampah tersebut untuk kemudian diproses yakni seperti didaur ulang, diteruskan ke pengepul serta untuk sampah organik diolah dan diubah menjadi pupuk kompos.
Hasil dari penjualan produk pemrosesan sampah tersebut kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk biaya operasional GCI. Sistem asuransi tersebut terus berkembang dan mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat yang kini Garbage Clinic Insuranse atau Klinik Asuransi Sampah sudah berkembang menjadi lima buah klinik di berbagai tempat.
Lalu apa sajakah yang didapatkan dari premi yang telah dibayarkan masyarakat melalui sampah yang mereka kumpulkan?
Ada beberapa layanan asuransi yang akan didapat oleh anggota KAS yakni mulai dari asuransi kesehatan primer seperti perawatan utama, diagnosis, check-up di laboratorium, serta pengobatan di klinik. Bahkan penyakit yang diterima oleh KAS bukan hanya sekedar penyakit ringan seperti batuk dan pilek saja.
Gangguan kesehatan lain yang juga mendapat perhatian dari layanan asuransi GCI adalah seperti darah tinggi, kencing manis, infeksi, bahkan hingga sakit jantung dan juga sakit jiwa. Mereka yang menjadi tenaga kesehatan dari klinik GCI ini pun bukanlah tenaga kesehatan seadanya. Mereka yang membantu klinik ini adalah dokter profesional serta perawat terlatih.
Tak hanya penanganan kesehatan saja. GCI juga memberikan program penyuluhan, promosi kesehatan, juga program pencegahan dan juga rehabilitatif yang mana hal tersebut merupakan bentuk perawatan kesehatan holistik. Salah satu contohnya adalah telemedicine yakni merupakan penyuluhan kesehatan via telepon yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Garbage Clinic Insurance.
Tak heran jika usaha dan upaya dari Gamal Abinsaid tersebut kemudian dihadiahi dengan berbagai macam penghargaan baik nasional dalam negeri maupun hingga dari mancanegara.
Sebagai contoh dari penghargaan yang telah Gamal terima adalah seperti Ashoka Young Changemaker 2012, Sustainable Living Youth Entrepreneurs dari Kerajaan Inggris pada tahun 2014 yang mana Gamal berhasil mengalahkan lebih dari 510 peserta dari 90 negara di dunia.
Kisah dari Gamal Abinsaid dengan gerakan Garbage Clinic Insurance atau Klinik Asuransi Sampah ini bukan hanya sekedar menjadi informasi biasa saja. semoga artikel yang penuh dengan kisah inspiratif ini menjadi sebuah motivasi untuk pembaca yang masih belajar ataupun mereka yang berkeinginan untuk membangun bisnis sosial untuk membantu masyarakat banyak, baik sama di bidang kesehatan maupun di berbagai bidang lainnya.