Peluang Usaha Home Industri Dengan Pembuatan Oven Dan Loyang Custom

Siapa yang akan mengelak bagaimana potensi dari bisnis kue dan bakery? Bisnis ini selalu menjanjikan hasil yang gemilang dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Tidak heran kalau bisnis bakery kemudian dengan cepat berkembang di berbagai daerah. Mulai dari skala peluang usaha home industri sampai bisnis skala besar.

Tapi tahukah Anda dibalik peluang usaha home industri bakery dan roti, tersimpan berbagai peluang usaha yang tidak kalah menjanjikan. Tentu saja dibalik setiap usaha memang berdiri beragam usaha lain baik sebagai supplier, penyedia modal sampai penyedia peralatan. Dan bila bicara soal bisnis bakery, maka bisnis yang satu ini rasanya memang tidak bisa Anda lupakan , apalagi kalau bukan bisnis pembuatan oven dan Loyang custom.

peluang usaha home industri

Tidak bisa berjalan satu usaha bakery tanpa berbekal beragam jenis oven dan Loyang sebagai alat masak. Oven khusus untuk usaha bakery jelas berbeda dengan oven biasa yang kerap dimanfaatkan ibu rumah tangga. Karena oven usaha harus mengedepankan ukuran yang mampu mencakup banyak produksi sekaligus hemat bahan bakar.

Ide inilah yang menjadi awal mula seorang ibu muda bernama Maulina memulai bisnis pembuatan oven dan Loyang. Kegemarannya pada dunia kue membuatnya dengan cepat mengkoleksi beragam perlatan masak kue termasuk aneka bentuk Loyang dan beberapa buah oven.

Lama-kelamaan beliau sadar di balik koleksinya tersimpan potensi besar yang bisa menjadi peluang usaha. Dari sana beliau mulai mencari jasa beberapa tetangganya yang siap membantunya memproduksi sejumlah produk oven dan Loyang.

Berbekal dari contoh oven dan Loyang yang sudah beliau miliki, produksi pertama mulai dijajalnya sebagai sampel produk, cukup dengan modal tak lebih dari 3 juta. Semua berawal di tahun 2009. Untuk produksi awalnya, Maulina bekerja sama dengan jasa las di dekat rumahnya sehingga hampir tidak membutuhkan banyak biaya untuk membeli peralatan produksi.

Baca juga : Ini Dia Cara Bisnis Rumahan Online Dengan Youtube

Masalah terbesar hanya cara mendapatkan bahan baku logam yang sesuai kebutuhan produksi oven dan loyang dengan harga terjangkau dan berkesinambungan sehingga bisa memenuhi kebutuhan suplai usahanya ini.

Beliau memulai pemasaran dengan memanfaatkan akses internet. Setiap sampel produk difoto dan di upload dengan media blog. Dalam blog ini beliau juga berbagi beragam resep dan tips memasak untuk mendapatkan banyak pengunjung.

Di bulan-bulan awal, Maulina akui tak banyak hasil yang bisa beliau dapatkan dari pemasaran yang ditahun 2009 belum terlalu berkembang. Tetapi seiring waktu, pesanan demi pesanan mulai masuk sampai akhirnya Maulina kini berhasil membukukan omset tak kurang dari 60 juta tiap bulan dengan kisaran margin 20% dari usahanya ini.

Malah Maulina sudah membangun sendiri bengkel produksinya terpisah dari rumah dengan kapasita yang diperbesar. Maulina juga memperkerjakan setidaknya 8 orang tenaga kerja untuk membantu proses produksi dan pengiriman.

Kisah berbeda diukir oleh seorang pria paruh baya bernama Sajili yang mengembangkan desa industri di kawasan Tarikorot, Citeureup, Bogor. Berawal dari pengalamannya bekerja pada sebuah pabrik pembuatan oven dan Loyang di Jakarta, beliau memutuskan pulang kampung dan menjajal sendiri peluang usaha home industri ini di desanya pada tahun 1996.

Beruntung beliau cukup lama mengenyam pengalaman dalam pembuatan oven dan Loyang, jadi tak sulit baginya untuk membuat kembali oven dan loyang sebagaimana biasa beliau jalankan di Jakarta. Modal awal usahanya juga tergolong kecil, hanya sekitar 800 ribu.

Beruntung memang dengan pengalaman kerjanya beliau juga sudah memahami dengan baik dimana mendapatkan bahan baku dengan harga miring, bahkan juga sudah memiliki beberapa calon konsume potensial. Apalagi beberapa peralatan sudah Sajili miliki sendiri sejak bekerja di pabrik oven dan loyang sebelumnya.

Untuk mengembangkan peluang usaha home industri miliknya, Sajili memanfaatkan jasa seorang tukang foto untuk membantunya memotret semua produk yang beliau buat, kemudian mengirimnya sendiri keberbagai kota di Indonesia dengan menyewa pick up. Beliau berangkat sendiri bersama beberapa anak buahnya, rela tidur di losmen murah untuk menawarkan produknya dari satu toko roti ke toko roti.

Awalnya memang sangat sulit, kadang pulang tak membawa hasil besar, cukup untuk biaya perjalanan saja. Tetapi dari satu dua pembelian, rupanya mereka puas dengan produk Sajili dan akhirnya kembali memesan. Dari satu pemesan di satu kota berkembang menjadi beberapa pemesan dengan ketok tular. Hasilnya kini Sajili sudah memiliki setidaknya lebih dari 60 pelanggan yang tersebar di 16 propinsi di Indonesia.

Kini dalam satu bulan rata-rata Sajili bisa mengeruk hasil bersih hingga di atas 20 juta. Bisa Anda lihat bagaimana berangkat dari sekedar peluang usaha home industri yang bermodal kecil, kini bisa mengeruk hasil besar memuaskan dengan kesungguhan dan tekad.

Sumber gambar : www.zaarabakingshop.com