Peluang Usaha Dagang Di Pedesaan Dengan Bisnis Kebutuhan Pertanian

Tiyus Hardian selama ini dikenal di kampusnya sebagai mahasiswa bandel yang jarang kuliah dan nilai kuliah yang serba pas-pasan. Siapa sangka ternyata panggilan jiwanya adalah pulang ke desa dan memulai sebuah peluang usaha dagang khas pedesaan. Terbukti dengan kesuksesan yang berhasil Tiyus raih dengan omset puluhan juta.

Semua berawal dari kekesalan orang tua Tiyus yang mulai gamang meneruskan kuliah anaknya. Percuma habis puluhan juta, tetapi Tiyus justru tidak juga menampakan hasil memuaskan. Akhirnya pria berusia 20 tahun ini dipanggil pulang oleh orang tuanya dari kota Bandung tempatnya kuliah untuk kembali ke desa kawasan Cianjur kota asalnya.

Peluang Usaha Dagang Di Pedesaan Dengan Bisnis Kebutuhan Pertanian

Di desanya di daerah Cianjur, sebenarnya sudah lama dikenal sebagai desa pertanian. Berada di kawasan perbukitan, kawasan ini dikenal sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Jawa Barat sekaligus pula pusat pertanian buah dan bunga. Tak heran kalau hampir seluruh penduduk di desa tempat Tiyus tinggal juga berkecimpung di dunia pertanian.

Sebenarnya sejak kecil Tiyus juga sudah akrab dengan dunia pertanian. Tiyus sudah terbiasa turut turun ke kebun milik sang ayah dan kakeknya. Itu membuatnya mengenal dengan baik berbagai seluk beluk pertanian. Bahkan kala SMA, Tiyus sudah dibayar oleh sang kakek untuk membantunya mengelola perkebunan strawberry milik sang kakek. Mungkin ini yang membuatnya malas-malasan kuliah, sejak dini dua sudah terbiasa bekerja dan menghasilkan uang.

Baca juga : Peluang Usaha Agrobisnis Dengan Eksport Kopi Gayo Khas Aceh

Kembali ke kampung halaman membuatya kembali bersentuhan dengan dunia pertanian dan kehidupan desa. Dari sanalah pria ini menyadari ada banyak sekali kendala yang dihadapi para petani di desanya dan ini sebenarnya bisa menjadi sebuah ide usaha.

Banyak sekali pelaku usaha pertanian yang mengeluhkan masalah suplai pupuk dan bibit yang tidak lancar. Selain itu kebanyakan pelaku usaha masih harus berbagi peralatan pertanian dari koperasi karena mereka tidak sanggup membeli peralatan pertanian yang mahal, sedang persediaan peralatan di koperasi sangat terbatas untuk disewa bergiliran oleh semua petani.

Pengelolaan koperasi memang tidak bisa maksimal karena sebagian besar pengelola koperasi juga menjalankan usaha tani. Sehingga tidak bisa optimal meluangkan waktu mengelola koperasi. Di mata Tiyus fakta ini merupakan sebuah peluang usaha dagang yang bisa memberikan hasil besar bila dia kelola dengan baik.

Tiyus akhirnya meminta ijin pada sang kakek untuk menjajal peluang usaha dagang kebutuhan pertanian ini. Sang kakek yang memang sangat menyayangi Tiyus bersedia membantu permodalan Tiyus. Bermodal dana 10 juta hasil pemberian sang kakek, pria muda ini mulai melakukan survey awal untuk memastikan apa saja kebutuhan utama pertanian di desanya yang perlu didahulukan.

Awalnya, Tiyus mencari suplai pupuk, pestisida dan vitamin pertanian. Dengan bermodal 7 juta Tiyus bisa menyediakan berbagai bahan kebutuhan pertanian ini. Tiyus sengaja membuat selebaran yang dia sebar melalui koperasi dan kelompok warga dan kelurahan setempat.

Dalam 2 minggu semua barang dagangannya habis total dan Tiyus kembali bisa belanja. Tiyus kali ini lebih serius menggeluti peluang usaha dagang . Dengan tambahan modal dari keuntungan yang diperoleh sebesar 20%, Tiyus mencoba mencari sumber pupuk, pestisida khusus yang semi organik sampai berbagai bibit tanaman seperti buah strawberry, semangka, dan aneka sayuran ke berbagai sumber. Tiyus sampai rela melanglang buana hingg Garut dan Tasikmalaya demi bisa mendapatkan suplai yang berkualitas dengan harga miring.

Dari upayanya ini, Tiyus bisa meningkatkan marginnya hingga 30% padahal dengan harga jual lebih murah dari sebelumnya. Harga murah dan kualitas baik membuat peluang usaha dagang yang dirintis Tiyus dalam 3 bulan saja sudah mampu memberi hasil besar.

Keuntungan bersih Tiyus dalam periode usaha 3 bulan sudah mencapai 1,2 juta tiap bulan dan perputaran modalnya sudah sangat cepat. Tiap minggu Tiyus harus memesan ulang persediaan dari supplier, karena kini pelanggan Tiyus tidak hanya datang dari desanya sendiri, tetapi juga desa tetangga. Kebanyakan konsumen datang dari hasil informasi mulut ke mulut yang memang dengan cepat tersebar di masyarakat desa.

Tiyus tidak berhenti disana, demi bisa meningkatkan pendapatan, Tiyus bekerja sama dengan pusat riset buah dari Mekarsari untuk mengembangkan beberapa usaha tani orientasi ekspor. Bibit yang dijual dari jenis pertanian ini lebih menguntungkan, tetapi untuk mendorong para petani tertarik membeli bibit tersebut, Tiyus sengaja mendatangkan para pelatih khusus dari Mekarsari.

Tiyus juga mendorong pemasaran produk perkebunan buah ini dengan bekerja sama dengan pihak Mekarsari. Kini beberapa jenis buah kualitas ekspor seperti semangka kuning tanpa biji, labu golden dan melon golden sudah dikembangkan di desa tempat Tiyus tinggal. Setiap hasil perkebunan dijual kembali ke Mekarsari dengan perantara Tiyus yang sudah pasti juga membuahkan hasil untuk Tiyus.

Dan berkat upaya-upayanya ini kini setelah menjalankan peluang usaha dagang ala pedesaaan ini selama 4 tahun, Tiyus sukses meraup omset lebih dari 150 juta tiap bulan dengan keuntungan bersih tak kurang dari 30 juta tiap bulan. Inilah keberhasilan si badung dengan peluang usaha dagang miliknya.

Sumber gambar : www.radarbangka.co.id