Peluang Bisnis Pertanian – Ketika Anda tertarik pada peluang bisnis pertanian, sementara Anda berada di kawasan padat seperti sebut saja kawasan pemukiman dan kawasan perkotaan, maka satu kendala yang pasti Anda hadapi adalah sulitnya menemukan lahan terbuka siap garap untuk menjadi lahan pertanian.
Pada umumnya kemudian Anda memilih untuk memindahkan proyek pertanian Anda di kawasan pedesaan terdekat.
Meski cara ini sebenarnya bukan sebuah ide buruk, tetapi yang menjadi masalah adalah Anda harus mengeluarkan dana lebih untuk melakukan pengawasan pada lahan garapan ini.
Jarak membentang antara kediaman Anda dan kawasan desa yang jauh menjadi halangan Anda mengawasi langsung proses produksi sehingga Anda perlu mengeluarkan dana lebih untuk pengawasan.
Padahal ada juga cara lain dalam menjalankan usaha pertanian yang rupanya sangat efektif untuk Anda jalankan di kawasan perkotaan dan padat pemukiman.
Yakni usaha pertanian hidroponik. Teknik hidroponik sebenarnya bukan cara anyar dalam dunia pertanian, hanya saja karena caranya yang tidak konvensional banyak orang masih asing dengan metode dan tekniknya.
Padahal dengan sistem pertanian hidroponik, Anda bisa mendapatkan hasil pertanian dengan kualitas yang bisa jadi lebih baik, dengan jumlah sama banyak meski di atas lahan yang sangat terbatas.
Malah banyak buyer sayuran kelas menengah seperti supermarket dan hypermarket cenderung lebih suka produk sayuran hasil penanaman hidroponik dengan alasan kualitas lebih baik dan konon lebih tahan lama kesegarannya.
Beberapa nama lama yang sudah sukses dengan peluang bisnis pertanian cara hidroponik adalah Parung farm yang sudah menjalankan bisnis hidroponik ini sejak tahun 1997.
Usaha budidaya sayuran cara hidroponik ini selain menjalankan bisnisnya sendiri juga membangun lembaga pelatihan dan pembinaan budidaya hiroponik.
Justru karena berlimpahnya produk hidroponik yang datang dari petani binaanlah kini usaha tersebut sukses menjadi salah satu supplier besar bagi beberapa supermarket besat kawasan Jawa Barat dan Jakarta seperti Carefour, Giant dan Hero.
Untuk unit produksinya sendiri Parung Farm membangun beberapa green house non permanen dari bambu dan plastik.
Kedua bahan ini terbilang lebih murah biaya pembangunannya dan cukup efektif untuk proses penumbuhan maksimal, tak ubahnya dengan rumah kaca standar yang lebih mahal.
Dengan teknik hidroponik ini, Anda tidak menggunakan media tanam tanah, melainkan air. Dengan teknik khusus ini, ditambah dengan konsep pertanian rumah kaca maka Anda bisa memaksimalkan pertumbuhan tanpa harus mengkhawatirkan gangguan hama.
Jadi tanaman Anda bebas pestisida dan sejenisnya. Bahkan Anda bisa menghindari pupuk kimiawi bila memang diperlukan. Hasilnya adalah tanaman organic dengan ukuran yang sama besar dengan tanaman pertanian biasa.
Dari sisi biaya, beberapa post biaya memang lebih besar terutama pada tahap persiapan.
Namun karena Anda tidak lagi harus pusing soal hama dan kualitas nutrisi, maka ada beberapa post lain yang bisa Anda tekan bahkan hilangkan.
Sedang pada sisi lain, Anda bisa memperpendek waktu panen karena tanaman cenderung lebih cepat besar dan cepat matang.
Biaya lain yang mungkin terpaksa Anda keluarkan adalah biaya tenaga kerja karena biasanya Anda memerlukan tenaga kerja terlatih mengingat sistem pertanian hidroponik memerlukan keahlian khusus yang artinya tenaga kerja Anda perlu cukup terlatih.
Tapi peluang bisnis pertanian ini bisa menjadi lebih baik dari pertanian biasa. Karena meski Anda menjalankan usaha ini dalam ruang laha terbatas, tetapi Anda tetap bisa mendapatkan jumlah produksi dalam jumlah yang besar.
Karena setiap meter lahan dioptimalkan untuk lahan pertanian, bahkan Anda bisa menanam secara berundak dalam satu meter lahan terdapat beberapa lapis tanaman sayuran yang berbeda.
Kabar baik lain, karena kualitas produksi bisa lebih baik, maka Anda bisa mengincar pasar kelas menengah dengan pemasangan harga lebih baik dari harga kulakan di pasar tradisional. Ini membuat share keuntungan Anda bisa menjadi lebih baik.
Menurut pengelola dari Parung Farm, dalam satu hari mereka bisa memproduksi hingga 700 kg sayuran dan mampu mencapai omset harian hingga 100 juta perhari.
Angka ini termasuk share keuntungan hingga 15 % – 25 %. Ini belum termasuk pendapatan dari pelatihan dan pembinaan yang mereka kembangkan. Bukankah ini adalah peluang bisnis pertanian yang ekstraordinary ?