Kisah Sukses Yang Berawal dari Usaha Kue Rumahan

Usaha kue rumahan – Bila Anda beranggapan di usia senja Anda maka seorang akan kehilangan seluruh kesempatannya untuk mencicipi kesuksesan, maka Anda harus membaca informasi ini. Seorang ibu yang tidak lagi bisa saya katakan muda, justru mencicipi kesuksesan dengan bakery miliknya di usia senja dan semua berawal hanya dari usaha kue rumahan.

Kisah Sukses Yang Berawal dari Usaha Kue Rumahan
Image : kerry.com

Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, rasanya istilah ini sangat tepat bila untuk menggambarkan bagaimana seorang Wafronah Basir yang sudah menginjak usia 70an tahun kini bisa membesarkan usaha kecil rumahannya menjadi salah satu usaha roti dan kue besar di kota Yogya.

Malah kini dengan hasilnya sebagai pengusaha roti dan kue, mengantarkan beliau naik haji bersama keluarga besar.

Semua berawal dari tahun 1990an, kala itu Wafronah masih berusia cukup muda dan mengawali usaha kue rumahan kecil-kecilan di kediamannya yang terletak di kawasan Karangkajen.

Posisi rumah yang berdekatan dengan pasar telo atau pasar singkong di kota Yogya membuatnya mencetuskan ide membuat aneka kue dan roti dan bahan tersebut.

Kala itu yang namanya singkong yang hanya dibuat sebagai bahan baku tiwul dan gaplek, kesannya makanan desa dan makanan kalangan papa. Beliau yakin kalau bisa membuatnya dengan baik, singkong juga bisa jadi makanan kelas atas.

Dengan modal pas-pasan, kala itu hanya sebesar 300 ribu saja, beliau mulai membuka usaha produksi kue dan roti dari singkong.

Kebetulan sejak dulu beliau ini sudah hobi memasak. Padahal keluarganya adalah pengusaha batik turun temurun, malah beliau sama sekali tidak tertarik pada bisnis batik dan justru terjun ke bisnis makanan ringan.

Tetapi karena sejak awal keluarga sudah tau akan hobi masak yang beliau miliki, dukungan dari keluarga terus datang untuk membantunya memasarkan produk.

Awalnya cukup sulit, pasalnya banyak orang pada masa itu memandang rendah bahan singkong, apalagi dengan konsep usaha kue rumahan yang tanpa merek dan nama. Beliau harus rajin berbagi sample untuk meyakinkan calon konsumen kalau produk berbahan singkong juga bisa enak dan nikmat.

Ternyata dengan keteguhannya, beliau berhasil membuka pasar baru bagi bahan singkong ke pasar menengah ke atas. Kue, roti dan camilan lain berbahan singkong mulai beliau kembangkan hingga akhirnya dengan modal yang terus beliau tabung secara perlahan, pada tahun 1996 beliau mulai membuka bakery.

Awalnya hanya bakery sederhana di depan rumahnya, kawasan Karangkajen. Untuk melengkapi produk, beliau menambahkan beragam pilihan kue dan roti lain dengan bahan utama gandum.

Dengan cara ini konsumen yang datang ke bakery yang beliau beri nama Barokah Cake and bakery ini bisa mendapatkan beragam pilihan menu kue dan roti sesuai selera.

Kini di usianya yang sudah senja, usaha toko roti miliknya sudah memiliki 44 jalur pemasaran di seputaran Yogya dengan 6 cabang besar, yakni di kawasan Karang kajen, Kranggan, Pasar Sentul, Pasar legi, Kota gede dan Demangan.

Saat ini pengelolaan manajemen berada di bawah kendali suami dan salah satu putra beliau. Sedang Wafronah masih berkonsentrasi pada produksi dan inovasi kue dan roti.

Saat ini untuk mememenuhi seluruh kebutuhan di 44 jalur pemasaran, beliau harus mengolah setidaknya 30 kg bahan roti setiap harinya. Memproduksi hingga 2000an roti dan kue setiap hari di dapurnya di kawasan Karangkajen, persis di sisi rumahnya.

Meski kini beliau hanya mengawasi karena sudah ada 16 orang karyawan dapur yang akan menjalankan produksi.

Artikel lain: Usaha sampingan untuk karyawan

Dari modal kecil hanya 300 ribu, kini Beliau mampu menghasilkan omset puluhan juta setiap bulan dengan hasil bersih tidak kurang dari 10 juta tiap bulan. Harapan beliau dengan menjadi barokah bagi semua ini terwujud, karena usaha bakerynya menjadi tempat mencari nafkah puluhan karyawannya, anak-anak dan sanak saudaranya dan tentu saja menjadi sumber kesejahteraan keluarganya.

Itulah sebuah kisah inspiratif dari seorang ibu yang tidak kehabisan energi dan semangatnya meski sudah menginjak usia tua. Dengan gigih beliau terus memperjuangkan kemajuan usahanya yang hanya berawal dari usaha kue rumahan kecil-kecilan. Kini Usaha kue rumahannya sudah menjelma menjadi salah satu maestro dunia kuliner di kota Yogya. Bagaimana dengan kisah sukses Anda?