Ini Dia Bisnis Rumahan Ibu Rumah Tangga, Hasil Maksimal Modal Minimalis

Ini Dia Bisnis Rumahan Ibu Rumah Tangga, Hasil Maksimal Modal Minimalis
Ini Dia Bisnis Rumahan Ibu Rumah Tangga, Hasil Maksimal Modal Minimalis

Bicara soal ibu rumah tangga tidak akan lepas dengan segala keluhan mereka betapa kini harga-harag sudah demikian menjulang dan hasil dari suami kadang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Itu sebabnya bermunculan beragam bisnis rumahan ibu rumah tangga yang menjadi solusi para istri untuk mencari penghasilan tambahan untuk penghidupan rumah tangganya.

Hanya saja seringkali, mereka terbentur denga tugas mereka sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Mereka membutuhkan bisnis yang tidak terlalu memakan waktu dan sehingga masih bisa beliau sambi dengan merawat anak-anak dan menemani suami.

Nah salah satu bisnis rumahan ibu rumah tangga yang cukup potensial adalah usaha warung makan. Bila Anda bertempat tinggal tak jauh dari kawasan kampus, kost-kostan, perkantoran atau pabrik dengan buruh yang banyak, ide bisnis rumahan satu ini bisa menyulap kehidupan rumah tangga Anda yang pas-pasan menjadi lebih dari cukup.

Ide ini pula yang saat ini menjadi pilihan ibu Rahmi dengan bisnis rumahan ibu rumah tangga nya. Dengan hanya bersuami seorang debt collector dari sebuah Bank Perkreditan Rakyat lokal di kota Gombong, tentu saja penghasilan suami sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kehidupan keluarga dengan 4 anak ini.

Beruntung pada tahun 2007 berdiri pabrik besar di kotanya yang letaknya tak jauh dari tempat tinggalnya di kawasan Semanding Gombong. Sebuah pabrik rokok yang sudah tentu akan membutuhkan sangat banyak buruh wanita. Pada awalnya ibu Rahmi tertarik untuk menjadi buruh di pabrik tersebut, apa daya usianya tak lagi layak untuk bekerja di sana.

Ide bisnis rumahannya ini baru muncul kala tetangga-tetangganya mulai menawarkan kost-kostan di rumah mereka masing-masing untuk para buruh pabrik ini. Alih-alih ikutan tertarik membuka kost-kostan, ibu Rahmi justru tertarik untuk membuka usaha lain.

Pasalnya rumah ibu Rahmi yang terhitung kecil jelas tidak mungkin lagi bila harus ketambahan beberapa penghuni baru. Jadi ibu Rahmi mencari ide lain yang tak kalah potensial untuk pasar para buruh dan karyawan ini. Jadilah ibu Rahmi membuka usaha warung makan di depan rumahnya.

Memang usaha di bidang makanan macam warung makan, catering, produksi kue, bakery atau camilan merupakan usaha rumahan yang sangat cocok untuk ibu rumah tangga. Karena kebanyakan ibu memang menyukai pekerjaan di dapur dan tentu saja memiliki sajian andalan yang layak untuk dijual. Jadi sebenarnya usaha ini berawal dari aset kemampuan memasak. Sebuah kemampuan yang sudah biasa dimiliki wanita atau para ibu.

Jadi dengan hanya bermodal 1 juta dari hasil menjual ternak kambing miliknya, beliau menyulap sisi depan rumahnya menjadi sebuah warung makan yang cukup layak. Ukurannya memang agak kecil, tetapi toh konsumennya akan cenderung memilih nasi bungkus daripada makan di tempat.

Pada awalnya ibu Rahmi berjualan sejak pagi. Tetapi setelah menyadari kalau sebagian besar karyawan pabrik lebih suka sarapan dan makan siang di kantin pabrik, bu Rahmi mulai berpikir cara ini kurang tepat. Pasalnya kondisi pasar lokal (alias tetangga-tetangganya) sebenarnya kurang potensial, maka strategi ini terpaksa ibu Rahmi rubah.

Beliau justru membuka usaha warung makannya sejak pukul 4 sore dan tutup pada pukul 9 malam. Pada hari minggu baru bu Rahmi membuka sehari penuh karena biasanya para karyawan ini ada di rumah seharian. Karena memang hanya bisa mengincar pasar karyawan pabrik, mau tak mau usaha warung makan miliknya ini harus menyesuaikan dengan jadwal konsumennya. Bahkan dikala para karyawan libur dan pada pulang kampung, warung makan bu Rahmi ini juga ikutan tutup.

Dengan membuka warung makannya di pukul 4 sore, berarti bu Rahmi harus bersiap dengan sajiannya sejak pukul 1 siang. Pada awal usahanya malah lebih awal lagi, namun kini beliau sudah lebih melengkapi perangkat dapurnya, bahkan menambah kompor dan peralatan masaknya. Jadi kini bu Rahmi bisa lebih mempersingkat waktu masak.

Tentu saja dengan mudah bu Rahmi bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menambah perabotan. Karena dalam waktu singkat saja ibu Rahmi sudah bisa menghasilkan omset sekitar 1 juta perhari dengan prosentasi untuk berkisar 40 %.

Artikel lain: Bisnis Rumahan Yang Menjanjikan

Kini setiap hari ibu Rahmi harus menyediakan uang belanja sekitar  500 ribu untuk membeli bahan setiap harinya. Dengan lokasi rumah yang tak seberapa jauh dari pasar, urusan belanja sama sekali tidak merepotkan untuk ibu berusia 37 tahun ini. Kebetulan suami bisa membantu mengantarkannya berbelanja setiap hari sebelum beliau berangkat kerja.

Benarkan, usaha rumahan satu ini memang mampu memberi hasil maksimal dengan modal minimalis? Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah menemukan kemampuan terbaik Anda yang layak menjadi aset bisnis rumahan Anda? Jangan ragu memulai dari nol karena dari sanalah bisnis rumahan ibu rumah tangga berawal. Siapa tahu usaha kecil yang Anda rintis bisa berubah menjadi mesin pengumpul pundi-pundi yang luar biasa… –Tim Siap Bisnis