Usaha Modal Kecil Untuk Mahasiswa, Usaha Kemasan Makanan Omset Tembus Ratusan Juta

Usaha Modal Kecil Untuk Mahasiswa, Usaha Kemasan Makanan Omset Tembus Ratusan Juta
Usaha Modal Kecil Untuk Mahasiswa, Usaha Kemasan Makanan Omset Tembus Ratusan Juta

Usaha desain grafis usaha modal kecil untuk mahasiswa pernah kami sampaikan beberapa waktu lalu, baik dari konsep usaha hingga potensi yang tersimpan di dalamnya. Rupanya implementasi ilmu desain grafis lumayan luas dan pada umumnya menjadi produk pendukung industry lainnya. Jadi bisa dikatakan dunia desain grafis memang salah satu jenis bidang dengan potensi yang hampir tak terbatas.

Salahnya satunya menjadi ide usaha modal kecil untuk mahasiswa berikut ini, yakni usaha kemasan makanan dan minuman. Idenya sederhana, dengan makin banyaknya usaha makanan dan minuman yang tersebar di setiap penjuru kota, maka semakin banyak dibutuhkan kemasan praktis yang memudahkan pengelola memberikan pelayanan take home.

Mustahil bukan mengemas makanan take home atau take away dengan piring atau gelas kaca? Itu sebabnya ide untuk menyediakan produk kemasan memang memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Dan menariknya lagi usaha ini bisa Anda jalankan sebagai usaha sampingan dan tidak sepenuhnya perlu Anda jalankan full time.

Yang jelas bila Anda sebagai mahasiswa memiliki ketertarikan sekaligus kemampuan memadai dalam bidang desain grafis, desain logo dan branding ide ini sangat tepat Anda jalankan. Bukankah bila Anda adalah penggemar dunia grafis pekerjaan ini tak ubahnya seperti menyalurkan hobi dan minat Anda.

Apalagi bisnis ini terhitung tidak makan waktu, Anda di sini bertugas menjalankan tugas desain, sementara proses cetak dan pemotongan bisa Anda serahkan pada tim kerja di bawah Anda atau malah Anda serahkan pada pihak ketiga selaku perusahaan cetak. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Terutama dari sisi biaya dan permodalan usaha.

Modal utama Anda adalah laptop atau PC dengan software terkait desain yang memadai. Kemudian langkah berikutnya yakni pencetakan kemasan diserahkan pada pihak ketiga. Pasalnya dengan kondisi keterbatasan modal dan waktu, rasanya cara ini lebih bijak. Selama Anda memastikan rekanan percetakan Anda cukup professional termasuk bersedia menggunakan bahan kertas kemasan dan tinta kualitas food grade.

Lagi pula penghasilan dari usaha ini tidak bisa dikatakan kecil, jadi masih cukup mentoleransi biaya yang memang harus lebih mahal karena pencetakan diserahkan pada pihak ketiga. Ketimbang Anda membeli sendiri peralatan cetak yang setidaknya meneydot modal sekitar beberapa juta sampai beberapa belas juta. Masalahnya kalau Anda tidak bisa memastikan adanya kontinuitas proyek maka investasi alat Anda akan percuma dan manfaat ekonominya menjadi tidak optimal.

Menurut seorang pelaku usaha ini asal kota Purwokerto, yang sudah menjalani usaha serupa sejak masih duduk di bangku kuliah semester 4, Imran Raufan. Dalam satu tahun beliau bisa menggarap setidaknya pesanan hingga 8 kali dan biasanya sekali menjadi klien maka selamanya akan menjadi klien dan selalu memesan ulang kemasan padanya.

Jasa desain biasanya dikenakan harga antara 1 sampai 3 juta sedang cetak kemasan bergantung bentuk dan ukuran antara Rp 50 ribu – Rp 300 ribu perball. Dalam satu tahun omset Imran mencapai 600 jutaan dengan share keuntungan mencapai 40 %. Ujar Imran yang kini masih duduk di bangku kuliah semester 10nya.

Imran baru saja membeli perangkat percetakannya setelah bisnisnya ini berjalan 2 tahun. Pasalnya kini pesanan sudah mulai kontinyu dan permodalananya sudah mulai cukup kuat. Padahal di awal usahanya Imran benar-benar memulai usahanya sebagai usaha modal kecil untuk mahasiswa. Dengan berbekal laptop standar harga 6 jutaan pemberian orang tuanya Imran melakukan perancangan di sela waktunya. Itupun masih skala kecil dengan melayani permintaan desain dari teman dan kakak tingkatnya.

Setelah mulai banyak dikenal orang, Imran mulai banyak pesanan dan karena belum memiliki modal malah melakukan kerjasama dengan sebuah usaha percetakan. Cara ini ditempuhnya dengan pertimbangan setidaknya ada percetakan yang siap mendampingi setiap proyeknya yang mulai ramai.

Hingga kini Imran tetap sanggup menjalankan bisnis ratusan jutanya dengan sembari menggarap skripsinya yang tinggal sedikit lagi. Imran memperkerjakan setidaknya 3 orang tenaga kerja untuk percetakan dengan menyewa sebuah ruang usaha kecil tak jauh dari kost-kostan tempatnya tinggal Bukankah sebuah gambaran sukses dari pelaku usaha modal kecil untuk mahasiswa? -Tim Siap Bisnis-