Contoh Usaha Sampingan Yang Sukses Meretas Untung Dari Sebuah Bandara

Contoh Usaha Sampingan Yang Sukses Meretas Untung Dari Sebuah Bandara
Contoh Usaha Sampingan Yang Sukses Meretas Untung Dari Sebuah Bandara

Ada banyak bisnis rupanya yang bisa Anda kembangkan dari sebuah bandara apalagi kalau bandara tersebut bertaraf internasional. Dan inilah yang meginspirasi seorang manajer sebuah lounge eksklusif di sudut bandara Gusti Ngurah Rai Bali. Dan dari inspirasi inilah kini usaha beliau layak menjadi satu contoh usaha sampingan yang sukses menjadi usaha skala besar.

Sebagaimana dikatakan tadi, I Putu Arnawa adalah seorang manajer sebuah lounge eksklusif di bandara Gusti Ngurah Rai, Bali. Kala itu yakni dtahun 1998 sebenarnya usaha lounge sedang mengalami drop dan Arnawa ditempatkan di sana untuk membantu mengentaskan masalah dalam lounge. Berbekal pengalaman kerja di beberapa lounge taraf internasional di luar negeri, Arnawa meyakini yang diperlukan hanya ide kreatif untuk membuat layanan lounge berbeda dan istimewa.

Kemudian Arnawa menjalin kerjasama dengan pakar refleksiologi Denpasar untuk menyediakan tenaga pijat refleksi di sudut lounge sebagai layanan tambahan. Layanan yang “Indonesia banget” ini sukses mencuri pasar premium yang memang adalah pasar dari lounge dan menjadi salah satu kunci suksesnya mengembalikan keuntungan lounge.

Yang sempat menarik pemikiran Arnawa adalah sebenarnya tanggapan para traveler terhadap jasa pijat refleksi di bandara sangat besar, sayangnya lounge hanya diperuntukan untuk pengguna tiket bisnis ke atas yang artinya layanan pijat refleksi tidak bisa dimanfaatkan mereka dengan tiket ekonomi. Padahal boleh dikatakan sebagian besar pengunjung bandara adalah penumpang tiket ekonomi.

Dari sana dengan bermodal beberapa belas juta di tangan hasil bongkar tabungan, Arnawa membuka sebuah gerai pijat refleksi di bandara Ngurah Rai. Hanya sebuah kios kecil berukuran 4 x 6 m2 dengan 5 karyawan. Gerai dengan nama Prada Refleksiology ini langsung mendapat tanggapan positif di pasar. Gerai tidak pernah sepi bahkan kadang penuh antrian.

Kala itu, tentu saja Arnawa masih menjalankan pekerjaan utamanya sebagai manajer lounge. Jadi di awalnya, sepenuhnya Arnawa hanya ingin memanfaatkan ide yang muncul di kepalanya dengan kemudahannya akses dalam bandara.

Kemudahan akses ini pula membuat Arnawa kemudian dengan cepat menemukan gerai kosong lain di sudut bandara Ngurah Rai yang lagi-lagi dimanfaatkan Arnawa untuk gerai pijat refleksinya. Dengan dua buah gerai ukuran kecil macam ini saja ketika itu di tahun awal 2000an, Arnawa bisa membukukan omset tak kurang dari pulihan juta tiap bulan.

Melihat besarnya potensi dari usaha pijat refleksi, maka Arnawa memutusan resign dari pekerjaannya sebagai manajer lounge untuk fokus dengan bisnisnya. Usai sudah status Prada Refleksiology sebagai usaha sampingan, karena kini usaha ini sepenuhnya menjadi usaha full time dari Arnawa.

Malah dengan keuntungan yang dia peroleh ditambah pesangon, Arnawa membuka sebuah resto Indonesia Food ala internasional di beberapa gate bandara. Secara bertahap satu demi satu resto dibukanya hingga akhirnya Arnawa pada tahun 2005 sudah memiliki 3 buah resto dan 4 buah gerai pijat.

Melihat geliat usaha Arnawa yang cepat dan luar biasa, akhirnya memikat pihak angkasa pura untuk melemparkan pengelolaan lounge kepada Arnawa. Pasalnya ketika itu Lounge sepenuhnya bangkrut tak lama setelah ditinggal Arnawa. Hal ini terjadi di awal 2006, ketika usaha Arnawa di bandara sudah mulai kuat mencakar di berbagai sudut bandara.

Dengam suntikan modal lebih dari 200 juta, Arnawa mengadopsi lounge bandara dan mengelolanya sebagai pemilik. Meski sempat direpotkan dengan sistem manajemen yang ganda, akhirnya Arnawa sukses juga dengan semua contoh usaha sampingan yang dia kembangkan di setiap sudut bandara ini. Kini Nuprada grup adalah salah satu pemain besar bisnis dalam bandara dengan hasil omset total milyaran tiap bulannya.

Tidak hanya di dalam bandara Ngurah Rai, kini Arnawa juga menjajakan contoh usaha sampingan di beberapa lokasi lain di Bali seperti di Nusa Dua, Sanur dan Kuta. Ada beberapa resto dan gerai pijat refleksi yang beliau kembangkan di sana dan berkembang pesar di sana. Malah di Sanur, Arnawa membangun usaha property ala villa sewaan tahunan.

Siapa yang sangka dengan modal kecil, hanya sebesar belasan juta saja, kini Arnawa sukses menjadi pelaku usaha besar. Malah usaha itu dulunya sekedar usaha sampingan sebagai penyaluran ide kratifnya dalam membaca peluang. Anda bisa jadikan ini sebagai contoh usaha sampingan yang sukses mengembangkan usahanya menjadi usaha kelas milyarder.-Tim Siap Bisnis-