Kali ini kita akan mencoba mengulas mengenai istilah usaha spekulatif. Selama ini kata spekulatif kental dengan konotasi seakan sesuatu dijalankan dengan aspek peruntungan yang lebih besar dari pada perhitungan yang matang.
Namun benarkah demikian yang harus Anda simpulkan dari makna kata spekulatif? Karena sebenarnya kata spekulasi bukan sesuatu yang bisa Anda pisahkan utuh dari bisnis, apapun itu. Setiap bisnis sebaik apapun potensinya, tetap memiliki resiko merugi dan kesalahan dalam melangkah.
Baca juga : 7 langkah mendapatkan pekerjaan sampingan
Benar bila kemudian bisnis yang tidak diperhitungkan dengan matang setiap langkahnya memiliki unsur spekulasi lebih besar. Namun bahkan pebisnis yang sudah melakukan langkah seksama juga masih harus berspekulasi.
Meski di sini setiap spekulasi sudah diperhitungkan dengan matang dan dengan melihat besaran resiko dan sejauh mana resiko bisa Anda kendalikan.
Ada beberapa usaha dengan resiko yang cenderung besar bahkan bisa menelan seluruh modal. Diperlukan kemampuan khusus dan perencanaan strategi untuk bisa mengendalikan resiko pada jenis usaha macam ini.
Tetapi ada pula bisnis yang memiliki resiko yang tergolong rendah dan sangat mudah Anda kendalikan. Dan dari sinilah seharusnya pemaknaan usaha spekulatif berasal.
Kata usaha spekulatif berlaku adalah ketika Anda memasuki ranah bisnis yang menuntut Anda mempertaruhkan nilai yang besar dalam bisnis tersebut.
Meski potensi relatif besar dengan kemungkinan untung besar yang sangat tinggi, tetapi seiring dengan itu ada pertaruhan besar di baliknya yang mungkin saja akan siap membangkrutkan Anda seketika.
Sekalipun Anda sudah menggunakan perhitungan cermat dalam mengendalikan resiko. Tidak selamanya situasi selalu berada dalam kendali Anda bukan dan ketika itulah unsur peruntungan bekerja dan tentu saja ini memaksa pelaku usaha untuk berspekulasi.
Spekulasi terencana pada usaha yang memiliki resiko besar mungkin ini yang bisa Anda istilahkan menjadi usaha spekulatif. Ketika rencana Anda meleset, maka sudah dipastikan Anda akan rugi besar dan mungkin kehabisan seluruh modal Anda.
Usaha usaha macam apa yang masuk kategori usaha spekulatif?
1, Usaha dalam bidang investasi bursa berjangka
Ada satu karakter dari sistem perdagangan bursa berjangka baik itu forex, index saham atau komoditas, yakni mata uang dianggap sebagai komoditas sehingga transaksi bersifat barter dalam aktivitas jual dan belinya.
Hal berbeda denan perdagangan saham dimana uang dinilai sebagai nilai tukar sehingga Sistem jual dan beli berjalan secara konvensional. Sistem barter memberi pelaku investasi untuk bisa mengeruk hasil dari dua jalan, ketika harga naik dan ketika harga turun.
Jadi jangan tanya berapa hasilnya? Sudah pasti bisa berkali lipat. Hanya saja seiring dengan itu, modal Anda juga terancam habis total ketika strategi perdagangan Anda tidak sejalan dengan trend.
Pengendalian resiko terbaik terletak pada analisa yang matang dan tentu saja strategi tahanan yang setidaknya menahan kerugian pada level tertentu saja.
2, Bisnis pada bidang energi
Untuk terjun pada usaha bidang energi dibutuhkan modal super besar. Sebuah usaha pertambangan bisa memakan biaya ratusan juta sampai milyaran.
Mulai dari proses pembangunan infrastruktur sampai biaya produksi harian. Peralatan yang digunakan semua berharga mahal dan berbiaya mahal.
Dan yang menjadi gantungan dari usaha ini adalah penjualan produk energi yang diharapkan akan menguntungan. Tetapi bisa Anda bayangkan bagaimana kerugian perusahaan minyak pada bulan-bulan belakangan ini dengan harga yang menyentuh level 60an dollar perbarel ?
Belum dengan bermunculannya banyak ide-ide besar yang menyediakan alternatif produk bahan bakar non BBM.
3, Bisnis pada investasi saham
Meski sistem transaksinya berbeda dari modal bursa berjangka, tetapi resiko yang membayangi usaha pada saham ini juga tidak kecil. Kesalahan dalam menentukan saham perusahaan apa yang Anda beli, kapan Anda membelinya dan kapan Anda akan lepas untuk dijual kembali di pasar saham adalah keputusan-keputusan krusial yang menentukan nasib bisnis Anda.
Dan ketika strategi Anda tidak berjalan sesuai harapan, bukan mustahil nilai saham yang Anda beli malah anjlok dan akhirnya nilainya jauh di bawah harga belinya. Ketika Anda bertransaksi dalam bursa berjangka.
Maka Anda bisa melakukan aksi menguntungkan pada saat harga pasar turun, namun di pasar saham Anda hanya bisa menjual rugi atas saham Anda atau menunggu dengan spekulasi lagi harga akan naik juga nantinya.
Ada masih banyak usaha spekulatif yang banyak bertebaran di pasar. Semuanya kembali pada Anda, sejauh mana daya tahan Anda terhadap resiko, dan sejauh mana Anda sanggup menghadapi kerugian. Semakin kuat Anda semakin mampu pula Anda menjalankan usaha spekulatif.