Banyak pelaku bisnis yang mengabaikan penyusunan dan penghitungan harga pokok penjualan (HPP) dengan alasan terlalu ribet dan memakan waktu. Apalagi tidak banyak pelaku usaha yang benar-benar paham apa itu HPP, bagaimana menghitungnya dan apa kepentingannya?
Padahal HPP sangat penting Anda buat, karena dari HPP inilah Anda akan menghitung keuntungan Anda. Tanpa data HPP Anda tidak benar-benar tau sejauh mana usaha Anda ini sebenarnya memberikan Anda hasil. Sejauh mana efisiensi dalam setiap proses produksi dan bagaimana cara menghitung persediaan dalam nominal dan produksi dalam proses dalam nominal.
Pada bisnis kecil, kesannya beberapa hal tadi belum penting. Tetapi bila Anda berencana mengembangkan bisnis Anda dalam skala besar, sangat saya sarankan untuk memulainya dari sekarang tanpa menundanya ketika usaha Anda sudah berkembang pesat.
Karena Anda akan memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak untuk menyusun perhitungan harga pokok penjualan pada saat usaha sudah lebih kompleks.
Pada dasarnya harga pokok penjualan adalah angka hasil perhitungan seluruh biaya yang Anda keluarkan dalam proses produksi hingga sampai ke gudang atau hingga menjadi berstatus persediaan.
Untuk usaha dagang, maka harga pokok penjualan adalah akumulasi semua biaya yang harus Anda keluarkan untuk membeli produk dagangan hingga masuk dalam gudang sebagai persediaan. Harga pokok penjualan inilah yang menjadi angka yang mewakili produk dalam gudang, sekaligus sebagai salah satu dasar dalam menghitung keuntungan.
Dengan pengertian tadi Anda seharusnya mulai mendapat gambaran mengenai bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan. Secara khusus penjelasan tadi hanya mengulas mengenai HPP dari produk barang, lain waktu saya akan mencoba mengulas harga pokok produksi dari produk jasa. Khusus kali ini saya akan fokus pada produk barang, terutama manufaktur.
Untuk memberikan Anda gambaran secara utuh, berikut ini 7 langkah mudah dalam menghitung HPP produk barang secara sederhana.
1. Identifikasi semua biaya persediaan bahan mentah
Sebelum produk jadi, maka produk tentunya masih dalam bentuk barang mentah. Anda perlu menghitung semua biaya dan tagihan yang harus Anda keluarkan untuk membiayai bahan mentah tadi masuk dalam gudang, hingga tertata dan resmi menjadi persediaan bahan mentah.
Buat detil per bahan mentah termasuk harga beli, biaya pembelian hingga biaya pengiriman dan biaya pergudangannya termasuk detil-detil di dalamnya.
2. Identifikasi setiap item biaya dalam produksi
Setiap produk memiliki proses produksi masing-masing dengan item yang tentunya berbeda. Di sini, Anda harus menyusun proses dan alur produksi, menemukan setiap detil dalam proses yang memakan biaya.
Yang masuk dalam biaya utamanya adalah tenaga kerja produksi, bahan bakar dan energy, bahan tambahan, biaya penyimpanan barang dalam gudang hingga biaya kecil seperti biaya pelumas mesin.
Jangan lupa masukan pula produk gagal atau reject sebagai biaya. Catat sekecil apapun itu selama proses produksi sepanjang alur. Seharusnya dari sini Anda juga bisa menghitung biaya dari tiap alur, jadi Anda bisa menghitung biaya produk dalam proses.
3. Hitung semua item biaya pembentuk HPP
Hitung semua biaya baik dari poin pertama dan poin kedua secara akumulasi. Artinya Anda menghitung semua biaya yang terjadi dalam satu kali periode produksi hingga produk jadi masuk gudang.
Hitung berapa produk bisa Anda buat sekali proses produksi atau perhari. Jadikan sebagai pembagi dari total akumulasi tadi, jadilah HPP perproduk.
4. Hitung persediaan barang jadi awal
Bila Anda sedang memulai kontinuitas perhitungan harga pokok produksi, maka mungkin tahap ini menjadi tahap paling rumit dan merepotkan.
Tetapi ini hanya untuk sekali saja dalam kontinuitas perhitungan. Setelah Anda melakukan perhitungan secara rutin, maka persediaan awal tentu secara otomatis sudah tersedia, yakni dari persediaan akhir di perhitungan sebelumnya.
Lalu bagaimana menghitung persediaan awal di awal kontunitas perhitungan harga pokok penjualan? Anda perlu membuat perhitungan HPP dari setiap produk jadi yang sudah masuk gudang. Menentukan tanggal produksi dan tanggal masuk gudang, termasuk biaya yang sudah Anda keluarkan untuk menjaga kualitas produk selama dalam gudang.
5. Jumlah persediaan awal dengan HPP
Hasil perhitungan persediaan awal tadi, Anda jumlahkan dengan harga pokok produksi yang sudah Anda hitung diawal tadi. Inilah yang kemudian menjadi jumlah persediaan total.
6. Identifikasi jumlah persediaan akhir
Pada akhir periode Anda harus mengetahui jumlah persediaan akhir barang jadi dalam gudang dalam bentuk angka. Caranya sangat mudah, Bila sejak Anda sudah mendapatkan persediaan total, maka kurangi data tersebut dengan data barang jadi keluar gudang selama periode bersangkutan. Maka sisanya adalah persediaan akhir.
7. Identifikasi HPP yang masuk perhitungan penjualan
Nah…jumlah produk yang keluar dari gudang. Atau angka hasil pengurangan persediaan total dan persediaan akhir adalah data HPP yang harus Anda setorkan ke bagian penjualan dan keuangan untuk perhitungan lanjut dalam menghitung keuntungan.
Apakah 7 langkah tadi bisa memberikan Anda gambaran lebih mudah dalam membuat perhitungan harga pokok penjualan? Semoga informasi ini bisa membantu Anda dengan pengelolaan sistem dalam bisnis Anda. –Tim Siap Bisnis–