Sablon Kaos Printer DTG versus Sablon Printer DTF

Sebelum muncul trend baru dalam dunia sablon yakni sablon kaos printer DTG atau yang juga dikenal dengan nama Direct To Garment  dunia screen printing sebelumnya sudah pernah mengenal sistem cetak sablon dengan printer DTF atau Direct To Fabrics.

Sablon Kaos Printer DTG versus Sablon Printer DTF
Image : fabrics-direct.com

Dari perbedaan kedua nama saja Anda sudah membayangkan bagaimana sebenarnya sistem kedua model printer ini berjalan. Tapi pada kesempatan ini saya akan mencoba mengulas kedua model printer ini dengan melihat perbedaan-perbedaan mendasar diantara keduanya.

Pada sistem printer DTF, sablon dicetak pada lembaran atau gulungan kain yang belum dijahit. Penjahitan dilakukan pasca pencetakan sablon dengan melakukan pengepasan pada gambar. Biasanya sablon bersifat mewarnai kain karenanya sablon di sini harus menggunakan tinta khusus sesuai dnega jenis bahan yang aka dicetak misalkan :

  1. Pigmen tinta untuk kain jenis cotton dan kaos cotton
  2. Pewarna asam untuk jenis kain nilon dan sutra
  3. Pewarna reaktif sintetis untuk bahan jenis viscose
  4. Tinta sublimasi untuk bahan polyester

Hingga kini mode cetak ini seperti ini masih tetap digunakan karena ada beberapa jenis bahan kain yang tidak bisa dicetak kecuali dengan cara DTF dan ada beberapa jenis bahan kain yang lebih tepat melalui proses cetak terlebih dulu baru kemudian melalui proses potong dan jahit.

Cara kerja dari mesin cetak DTF ini cukup bervariasi, mulai dengan mesin cetak putar hingga alat ceak datar.  Biasanya bentuk mesin cetak DTF menggunakan system rel inline. Dimulai dari pembuka gulungan kain, rel cetak, kemudian rolling back system.

Di sini proses cetak akan berlangsung sangat cepat mengingat penampang kain yang nanti akan digarap. Akan ada semacam head print yang bergerak cepat mondar-mandir seperti pada inkjet printer namun dalam ukuran besar dan kecepatan mencapai 50 meter .jam

Itu sebabnya tinta harus dari jenis yang mudah kering supaya tidak rusak dalam penggulungan. Pewarnaan menggunakan 8 jalur pewarnaan dengan system CMYK dan cahaya tambahan untuk memperluas warna. Ini untuk menyesuaikan tuntutan kerja mesin ini yang harus mewarna beragam kain dengan ragam kemampuan menyerap warna.

Pada sisi lain, sistem printer DTG menggunakan cara kerja yang berbeda meski dengan konsep yang serupa. Bahkan sebenarnya sistem sablon kaos printer DTG ini sedikit banyak terinspirasi dari sistem DTF.

Hanya saja dalam sistem DTG, kain sudah diproses jahit. Itu sebabnya ukuran printer DTG juga menyesuaikan dengan ukuran pakaian jadi dan hanya bisa memproses cetak dengan bidang datar saja.

Satu hal lagi yang cukup signifikan, sablon dengan printer DTG ini hanya bisa Anda gunakan untuk menggarap bahan dari jenis tertentu seperti pada bahan Polyester, viscose dan bahan cotton. Jadi hanya ada beberapa jenis tinta yang bisa diterapkan dengan printer ini.

Dalam proses pencetakan, sebenarnya model printer DTG adalah sebuah adaptasi bebas dari model inkjet printer dan sistem DTF. Cara kerjanya hampir serupa, namun tanpa rel inline, melainkan hanya sebuah dasar cetak saja. Menggunakan head print yang disederhanakan dengan maksimal 6 jalur warna.

Itu tadi perbedaan mendasar dari kedua model printer cetak. Keduanya hingga kini masih digunakan dengan pemanfaatan masing-masing. Meski semakin banyak perkembangan dalam industry sablom kaos printer DTG dan kemungkinan besar di kedepannya semakin tipis saja keterbatasan kemampuan cetak printer DTG