Menjadi seorang wiraswasta memang tidak semudah yang dibayangkan orang. Walaupun sudah penuh perhitungan di awal, namun ada saja hal yang membuat peluang usaha makanan dengan modal kecil Anda mengalami kegagalan. Padahal kadang tak sedikit modal sudah terkuras.
Mungkin inilah yang dialami Henky Eko Sriyantono, seorang pelaku peluang usaha makanan dengan modal kecil kelahiran tahun 1974 ini. Tidak ada yang menyangka dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil di ITS dan S2 Teknik Sipil di Universitas Indonesia akan menjadi seorang pengusaha kuliner, mungkin dia sendiri juga tidak menyangkanya bahwa ia kemudian sukses membuka warung bakso yang telah dikenal dengan nama bakso Cak Eko.
Henky Eko Sriyantono dalam perjalanannya menjadi seorang peluang usaha makanan dengan modal kecil kuliner mengalami titik dimana ia jatuh bangun untuk membangun dan merintis usahanya. Dengan latar pendidikannya dari Fakultas Teknik Sipil, ia mulai bekerja sebagai kontraktor.
Setelah berapa lama ia bekerja, ternyata ia merasa tidak puas. Keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha pun membuat Eko keluar dari pekerjaannya dan merintis usaha handphone bekas. Usaha handphone tersebut hanya bertahan selama 8 bulan. Eko pun kemudian menggeluti bisnis MLM, tapi gagal lagi setelah bertahan 6 bulan.
Berselang setahun kemudian, dengan modal 40juta ia bersama dengan kawannya mencoba peruntungan di bidang pertanian dengan membudidayakan tanaman jahe gajah. Sayangnya, lagi-lagi gagal. Usaha tersebut akhirnya berhenti ditengah jalan dan hanya balik modal 16juta saja.
Kegagalan demi kegagalan telah dilalui Eko, namun demikian hal itu tidak membuat Eko patah semangat. Dan suatu ketika ia secara tidak sengaja melihat warung bakso, ia heran dengan padatnya pembeli yang ada saat itu. Munculah ide untuk membuka warung usaha yang serupa. Dengan mengusung signature khas ala Jawa Timur tempat asalnya, usaha bakso miliknya diberi nama Bakso Cak Eko.
Modal yang ia perlukan saat pertama kali membuka warung bakso kala itu relatif sangat kecil daripada yang telah dikeluarkan pada usaha-usahanya sebelumnya, hanya 2,5 juta. Eko mulai membuka bisnisnya dengan menempati ruangan kecil dipinggir jalan.
Rupanya usaha Eko laris manis, warung Bakso Cak Eko tidak pernah sepi pembeli, malah antrian selalu panjang di warungnya. Karenanya dalam 7 bulan Eko membuka outlet lagi di di Tamini Square, Jakarta Timur untuk mengembangkan sayapnya.
Rahasianya terletak pada bakso yang memang Eko racik dan dibuat langsung oleh Eko sendiri. Perlu waktu bagi Eko untuk bisa menemukan racikan tepat untuk baksonya. Bahkan sampai harus melakukan riset ke berbagai penjaja bakso yang sukses di sekitar tempatnya.
Untuk promosi usahanya, iapun memanfaatkan media cetak dengan iklan di beberapa koran harian. Meski sempat pula dia pesimis cara konvensional ini bisa mendatangkan konsumen ke kedua warung baksonya, namun nyatanya bisnis baksonya pun semakin laris hari demi hari.
Dengan kesuksesannya dalam mengembangkan usaha bakso membuat orang lain tergiur untuk merasakan kesuksesan yang sama. Berjalannya waktu banyak orang menawarkan investasi padanya, sehingga Eko memutuskan untuk membuka kesempatan waralaba untuk para pengusaha yang ingin sukses seperti dirinya.
Waralaba Bakso Cak Eko yang ditawarkan memiliki nilai investasinya cukup besar, mulai dari 60 sampai 120 juta dengan memberikan jaminan dalam setahun modal akan kembali. Dengan waralaba yang ia tawarkan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat, hingga akhirnya ia memiliki 150 outlet yang tersebar di Sulawesi, Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Saat ini setidaknya sudah ada lebih dari 30 gerai yang kebanyakan memang ada di luar Jawa.
Berkat kesuksesannya dalam merintis peluang usaha makanan dengan modal kecil, Eko meraih berbagai penghargaan seperti “Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award” dari Menteri koperasi dan UKM, juga “Indonesian Innovative Creative Award” dari Menteri Koperasi dan UKM, Menakertrans dan Menperin ditahun 2007, kemudian juara 1 kategori “Wirausaha Muda Mandiri kategori Mahasiswa Program Pascasarjana dan Alumni” pada tahun 2008.
Kini Eko semakin getol dalam membuka peluang usaha makanan dengan modal kecil. Tidak hanya usaha bakso, tetapi juga usaha soto ayam dan penyetan yang juga tak kalah menorehkan kesuksesan sebagaimana usaha baksonya.
Kesuksesannya dengan bisnis bakso Cak Eko tidak membuat Eko berpuas diri, Eko ternyata juga membuka usaha kuliner lainnya. Pada tahun 2007, Eko membuka “Soto Ayam Kampung Jolali” dan membuka lagi usaha dengan masih mengusung Ayam yang kali ini dilengkapi dengan bebek, usaha ini diberi nama “Ayam & Bebek Goreng Sambel” pada tahun 2008. Usaha kulinernya kali ini pun mendapatkan respon positif. -Tim Siap Bisnis-
Sumber gambar : www.ramesiamesin.com