Pasar kaos bola jersey di Indonesia sangat besar dan potensial. Saking besarnya pemain di pasar untuk industri ini sangat besar, mulai dari pelaku usaha jual kaos bola dengan model reseller hingga produsen hulu kaos bola.
Yang menarik, beragam cara untuk menjadi pemain di bisnis ini membuat banyak pelaku usaha pendatang baru membuat mereka harus berpikir lebih dalam bagaimana cara terbaik untuk mereka memasuki pasar.
Kedua cara, sebagai reseller atau sebagai produsen, memiliki peluang besar masing-masing. Hanya saja dengan konsep usaha masing-masing tidak selalu cocok untuk semua pelaku usaha dan juga tidak cocok dengan kondisi.
Untuk menjawab keraguan dikalangan pendatang baru dalam industri ini, berikut ini beberapa perbandingan dari bisnis jual kaos murah dengan model reseller dan model produksi sendiri. Anda akan lebih mudah memutuskan mana yang lebih tepat dengan Anda.
1, Tingkat Modal
Jelas dengan sebagai produsen, Anda memerlukan lebih banyak modal untuk membeli peralatan produksi dan menyediakan ruang produksi, termasuk untuk membeli hak paten jersey.
Sedang untuk usaha reseller, Anda bisa memulai dengan modal minimal, bahkan hanya dengan kisaran modal tidak lebih dari 5 juta.
Dengan usaha model reseller juga Anda bisa memulai dari kapasitas persediaan kecil-kecilan, sedang hal ini akan mustahil bagi usaha model produsen hulu, terutama karena Anda harus membeli hak paten yang terbilang mahal.
Untuk menutupi biaya modal yang besar, Anda harus memproduksi dengan kapasitas sebesar mungkin.
2, Tingkat Keuntungan
Dari sisi keuntungan, usaha dengan model produksi akan mengeruk hasil lebih besar dari usaha reseller. Bukan hanya karena soal kapasitas produksi dan stok, tetapi karena Anda berada di hulu dari industri penjualan kaos bola jersey . Anda bisa menjalankan jalur distribusi mulai dari grosir besar hingga ecer.
Dengan posisi ini seorang produsen juga lebih bebas dalam menentukan harga jual dan harga kulak, sehingga lebih mudah menganggarkan penghasilan bagi usaha. Tetapi dengan modal yang relatif lebih kecil, usaha reseller juga memiliki nilai margin yang tidak mengecewakan.
Apalagi kaos bola di pasaran cenderung memiliki harga lebih tinggi dari sekedar kaos distro biasa, jadi mereka bisa mendapatkan hasil setidaknya kisaran 30 ribu sampai 50 ribuan perpieces.
3, Fokus usaha
Usaha penjualan kaos bola dengan model reseller memiliki fokus usaha pada bidang pemasaran dan pelayanan konsumen. Anda harus menemukan pasar dengan daya beli yang sesuai dengan kelas produk.
Memaksimalkan fungsi pemasaran dengan tujuan utama penjualan eceran. Berbeda dengan produsen di hulu yang harus fokus pada aktivitas produksi sekaligus pada aktivitas pemasaran.
Dua sisi ini harus berjalan seiring dan semua sisi harus di kelola secara seimbang oleh produsen.
4, Teknik pemasaran
Fokus utama dari pemasaran pada usaha level produksi adalah jual kaos bola ke agen, reseller, retailer dan distributor besar. Pasalnya untuk bisa menjangkau pasar eceran pihak produsen perlu “extended hand” dan demi bisa lebih fokus dengan sisi produksi dan inovasi Berbeda dengan usaha reseller yang biasanya justru lebih fokus pada pemasaran ke personal.
Untuk itu proses pemasaran lebih bertujuan untuk memikat pasar secara eceran. Seperti dengan penjualan via forum jual beli, penjualan via komunitas atau penjualan via sosial media yang lebih sebagai cara mendapatkan konsumen langsung dari produk kaos jersey.
5, Keistimewaan pelayanan
Yang biasanya menjadi daya tarik dari usaha penjualan hulu adalah layanan yang bersifat custom. Anda bisa melayani konsumen yang membutuhkan kaos jersey dengan nama dirinya sendiri, nomor favorit atau warna favorit sesuai permintaan konsumen.
Hal yang mustahil Anda dapatkan dari jasa reseller, yang hanya menjual produk jadi dari produsen. Tetapi usaha reseller jual kaos murah juga bisa memberikan pelayanan secara lebih personal seperti penjualan dengan kredit, COD atau pembayaran di tempat.
Itu tadi 5 perbedaan mendasar dari dua model usaha penjualan kaos bola. Nah…sekarang mana yang cocok untuk usaha jual kaos bola pilihan Anda ?