Bisakah Anda membayangkan Anda bisa mengeruk pundi uang dari koleksi pribadi Anda? Atau malah mencukupi kebutuhan Anda dari peluang usaha yang Anda kembangkan dari koleksi pribadi Anda sendiri? Rasanya sedikit sulit dipercaya bukan, tetapi nyatanya banyak yang bisa sukses dari ide bisnis ini, setidaknya bisa mengembangkan sebuah peluang usaha sampingan karyawan.
Contoh nyata peluang usaha sampingan karyawan adalah seorang pria usia 33 tahun bernama Agung Nugroho asal kota Semarang yang sejak masa kuliahnya sudah menjadi penggemar koleksi mainan replika mobil. Pada masa kuliahnya kadang demi memenuhi hasratnya mengkoleksi replika mobil ini, dia sampai rela bekerja paruh waktu. Pasalnya ada masa itupun harga satu buah mobil replika terbilang cukup tinggi.
Kini dia sudah dewasa dan sudah bekerja sebagai karyawan sebuah bank swasta nasional. Koleksinya sendiri sudah mencapai ribuan buah dan memenuhi setidaknya 3 rak di rumahnya kini. Dia memiliki aneka replika mobil dari model klasik sampai model yang paling modern dari berbagai type, dari off road sampai model racing.
Bertahun-tahun menjalankan usaha koleksinya dan akhirnya tergabung dalam ikatan pecinta replika mobil di berbagai forum internet mempertemukannya dengan peluang usaha sampingan. Ternyata di forum-forum ini Agung bertemu dengan banyak permintaan produk replika kendaraan. Kadang beberapa produk yang dulu Agung beli hanya dengan harga di bawah 50 ribu peritem kini siap dibeli dengan harga mencapai 200 ribuan.
Melihat kenaikan nilai yang sangat tinggi ini, membuat Agung melepas sebagian koleksi bernilainya ini ke pasar dan akhirnya terjun pada bisnis ini secara serius. Kadang demi mendapatkan suplai, Agung sampai berburu ke berbagai forum sejenis asal negara lain. Menurutnya kadang suplai jenis mobil tertentu di negara lain lebih banyak dari suplai dalam negeri dan membuat harga disana lebih murah.
Kini dari usaha sampingannya ini Agung bisa mengeruk hasil tak kurang dari 1 – 2 jutaan tiap bulan dengan penjualan antara 5 – 10 buah replika mobil tiap bulan. Kebanyakan konsumennya tetap datang dari kalangan internal forum karena memang tidak mudah bertemu dengan kolektor secara langsung. Malah Agung juga sempat beberapa kali menerima permintaan juga datang dari negara lain.
Karena bisnis kecilnya ini dia kembangkan sambil lalu di sela waktu senggangnya sebagai karyawan, malah bisa dikatakan tidak banyak upaya yang dia lakukan karena pada dasarnya aktivitasnya bersama semua koleksinya sudah dia jalankan jauh sebelum dia terjun pada bisnis ini. Itu sebabnya bisnisnya ini layak disebut sebagai peluang usaha sampingan karyawan.
Berbeda cerita dengan seorang bapak usia 52 tahun bernama Bapak Sudari asal Kebumen yang pada masa mudanya sudah hobi mengkoleksi sepeda ontel. Tak disangka kini harga sepeda ontel original bisa bernilai lebih mahal dari sepeda motor merek ternama. Satu buah sepeda ontel bisa dihargai dengan nilai lebih dari 50 juta. Akhirnya bapak dengan 4 anak ini kini sibuk menjadi penjual sepeda ontel ditengah kesibukannya sebagai guru sekolah.
Kebanyakan konsumennya adalah orang Jakarta dan Bandung yang kadang hanya mendengar namanya sebagai penjual sepeda ontel original dari rekan-rekan mereka yang sudah membeli sepeda ontel darinya. Jadi promosinya hanya dari mulut ke mulut. Namun siapa yang bisa menyangka kini bapak Sudari bisa mengantongi untung sampai lebih dari 15 juta dari satu kali penjualan sepeda ontel dan kadang bisa menjual sampai lebih dari 8 buah sepeda ontel original dalam 1 tahun.
Biasanya demi bisa memenuhi permintaan, beliau sampai berburu ke berbagai daerah dan menjalin kerjasama dengan banyak kolektor lain di daerah. Kadang banyak pula pemilik sepeda ontel yang datang sendiri ke rumahnya untuk menjualkan sepedanya, karena mendengar informasi kalau bapak Sudari siap membeli sepeda ontel asli dengan harga tinggi. Lagi-lagi informasi ini sengaja di sebar Sudari untuk bisa mendapatkan suplai sepeda untuk penjualannya.
Meski sebagian merea yang terjun dalam peluang usaha sampingan karyawan dari koleksi pribadi macam ini kerap mengakui pada awalnya sayang melepas koleksi mereka, namun pada akhirnya mereka akui bisnis ini menyenangkan. Mereka bisa tetap berkecimpung dengan dunia yang menarik minat mereka, meneruskan hasrat kolektor mereka dan menghasilkan uang darinya. -Tim Siap Bisnis-
Sumber gambar : www.self-help-product-reviews.com